Chapter 6
We all hear the language-thought addressed to us. Finally, she decided to communicate with us directly.
"Okay," Jake said. "You seem to know a lot of Animorphs. Do you mind demorphed and chat together with us?"
<Isn't it the same? Anyway, I just wanted to warn you all. For this time only, abort your mission.>
"And run away like a loser?" I replied.
"Rachel ... calm down," said Cassie.
Even Marco looked serious at this time.
"Listen pal ... Whatever your morph today. We have never run away from the mission. Weighing in any mission that we live, we will continue to fight. Maybe you do not know who you're dealing with ..." Marco said.
<I know ...> then she said again <Yeerks!>
"You know all? Then where have you been? How did you get the ability to morph?" I said.
There was a pause, then she said,
<I got it from Elfangor ...>
<But that's impossible,> Tobias said. <I mean, at that time, Elfangor directly deal with us. Did he meet with anyone other than us?>
Jake turned to Ax.
"What do you think Ax?"
I saw Ax walked away from its original position in a corner. The odd shape is clearly visible. The combination of a deer with a striking blue color with a scorpion.
<I think it's unlikely, Prince Jake. By providing Andalite morphing technology to all of you, that's a big mistake. I'm not sure if my brother also gave it to someone other than you guys.>
"Hey, what if she went along with us?" Marco exclaimed suddenly.
"I disagree!" I replied in a loud voice. "I do not want the old incident happen again. It is enough to be bothered ..."
<If you mean that David, I can assure you that I'm not like him.>
I can't stand anymore. My voice grew louder as I said,
"Who the hell are you? Your actions increasingly suspicious behavior, you know? How do you expect us to trust you if you do not want to reveal your true form?"
Jake replied,
"Rachel's right. Why don't you demorphed and chat with us here? You can tell me why we had to cancel our mission this time."
<Guys,> Tobias said. <We can not force her if she does not want her identity to be known.>
Cassie nodded.
"I agree with Tobias. If she has the ability to morph, she has the right to decide whether she wants to join us or not."
Marco grinned and spoke with a half-whisper, "But I'm curious. Rachel said, she is a girl, right? Pretty or not, just wondering?"
Next thing you know her mind-sounding language again.
<Okay, I'll demorph. Wait a second.>
It usually happens next is the process of changing the shape of the animal form into a human form. And it's usually still feels strange to us, even though we've been there dozens of times. But this time, we do not get to watch the process. Apparently she did it outside the barn.
Meanwhile, the rain poured down. Raindrops sounded very noisy. Winds that blow faster and faster as if giving a sign that the rain will not stop immediately. The sky was pitch black, though it was still afternoon. Every now and then the sky was bright moment when lightning struck. The sound of thunder split the sky.
I paced back and forth. While outside the rain poured down, but I feel the heat in the Cassie's barn. I took off my jacket and put it on one of the haystack.
"Why is she so long?" I said.
Jake shrugged, "I do not know ... What is clear we will be very careful this time. I do not want our experience when dealing with David happen again."
Marco sighed, "We really silly at the time. We provides the ability to morph to someone before we know his character and nature."
Cassie said, "But do not forget. This time was different. She had already had the ability to morph. I half thought, perhaps we could persuade her to join the Animorphs. I can see that she's really good."
I looked up
"Tobias ... Where is she now? Did you see her when she demorphed ?"
<It is unclear Rachel. It seems she took a somewhat remote location. And my sight somewhat obstructed by this heavy rain. Well, it appears she'll soon be here.>
If you do not know, since trapped in its present form, Tobias was a spy of Animorphs. With eyes that could see a sharp object at a considerable distance, Tobias is the air force reliable spy. However, the bad weather this time blocking his sight. Actually, I'm very curious about this stranger girl who has the ability to morph.
And it is also true as what was Tobias said. A girl looks ran through the downpour towards us. Arriving at the barn, she was trying to dry the wet hair while her eyes looked at us all.
I saw this girl the same age as us. Her face was beautiful. Even I have to admit, maybe she's prettier than me. Her body was also slender and tall, about the same as me. Braided black hair looked back. she wore a white T-Shirt that looks wet and jeans that rather dull.
"Jeez ... I may be dreaming, how come I can meet with a girl as beautiful as this?" Marco's comments.
The girl waved her hand with awkward
"Hey guys ..."
"Hello ..." said Jake. "What is your name?"
"My name is ... Kate."
Cassie nudged Jake's shoulder and said, "Maybe we should go into the house. It seems that the rain will continue to fall."
Then we walked in a procession into the house Cassie. I told Tobias and Ax to morph in order to join us all.
===
Bab 6
Kami semua mendengar bahasa-pikiran yang ditujukan kepada kami. Akhirnya, dia memutuskan untuk berkomunikasi dengan kami secara langsung.
"Okay," kata Jake. "Kelihatannya kau tahu banyak Animorphs. Apakah kau tidak keberatan untuk demorf dan ngobrol bareng?"
<Bukankah sama saja? Lagipula aku hanya ingin memperingatkan kalian semua. Untuk kali ini saja, batalkan misi kalian.>
"Dan melarikan diri seperti seorang pecundang?" sahutku.
"Rachel... tenanglah," kata Cassie.
Bahkan Marco kali ini tampak serius.
"Dengar kawan... Apapun bentukmu saat ini. Kami belum pernah melarikan diri dari misi. Seberat apapun misi yang kami jalani, kami akan terus berusaha. Mungkin kau tidak tahu siapa yang kau hadapi..." kata Marco.
<Aku tahu...> lalu katanya lagi <Yeerk!>
"Kau tahu semua? Lalu kemana saja kau selama ini? Bagaimana kau bisa mendapatkan kemampuan morf?" kataku.
Hening sejenak, lalu dia berkata lagi,
<Aku memperolehnya dari Elfangor...>
<Tapi itu kan mustahil,> kata Tobias. <Maksudku, saat itu Elfangor langsung berhadapan dengan kita. Apakah dia sempat bertemu dengan orang lain selain kita?>
Jake berpaling ke arah Ax.
"Bagaimana menurutmu Ax?"
Aku melihat Ax berjalan meninggalkan posisinya semula yang berada di pojok. Bentuknya yang aneh semakin terlihat dengan jelas. Perpaduan seekor rusa dengan warna biru yang menyolok dengan seekor kalajengking.
<Kurasa itu tidak mungkin, Pangeran Jake. Dengan memberikan teknologi morf Andalite kepada kalian semua, itu sudah merupakan kesalahan besar. Aku tidak yakin kalau kakakku juga memberikannya kepada orang lain selain kalian.>
"Hei, bagaimana kalau dia ikut saja dengan kita?" seru Marco tiba-tiba.
"Aku tidak setuju!" aku menyahut dengan suara keras. "Aku tidak ingin kejadian lama terulang lagi. Sudah cukup kita direpotkan..."
<Jika yang kau maksud itu David, aku bisa yakinkan kalian kalau aku bukan orang seperti itu.>
Aku tidak tahan lagi. Suaraku semakin keras saat aku berkata,
"Siapa sih sebenarnya kau? Tingkah lakumu semakin mencurigakan, kau tahu? Bagaimana kau berharap kami bisa mempercayaimu kalau kau tidak mau menampakkan wujud aslimu?"
Jake menimpali,
"Rachel benar. Mengapa kau tidak demorf dan ngobrol bersama kami disini? Kau bisa menceritakan kenapa kami harus membatalkan misi kami kali ini."
<Guys,> kata Tobias. <Kita tidak bisa memaksanya kalau dia memang tidak ingin identitasnya diketahui.>
Cassie mengangguk.
"Aku sependapat dengan Tobias. Kalau dia mempunyai kemampuan morf, dia berhak untuk menentukan apakah dia mau bergabung bersama kita atau tidak."
Marco nyengir dan berbicara dengan setengah berbisik,"Tapi aku penasaran deh. Kata Rachel, dia ini cewek kan? Cantik nggak yah?"
Tahu-tahu terdengar bahasa-pikiran nya lagi.
<Okay, aku akan demorf. Tunggu sebentar.>
Hal yang biasanya terjadi selanjutnya adalah proses perubahan bentuk dari wujud binatang ke wujud manusia. Dan hal itu biasanya masih terasa aneh bagi kami, sekalipun kami sudah mengalaminya puluhan kali. Namun kali ini, kami tidak bisa menyaksikan proses tersebut. Rupanya dia melakukannya di luar gudang.
Sementara itu, hujan turun dengan deras. Tetesan air hujan terdengar sangat berisik. Tiupan angin yang berhembus semakin kencang seolah memberikan pertanda bahwa hujan tidak akan berhenti dengan segera. Langit tampak hitam kelam, sekalipun saat itu masih sore hari. Sesekali langit tampak terang sesaat ketika kilat menyambar. Suara guntur menggelegar membelah angkasa.
Aku berjalan mondar-mandir. Walaupun di luar hujan turun dengan deras, namun aku merasa kepanasan di dalam gudang Cassie. Aku melepaskan jaketku dan meletakkannya di salah satu tumpukan jerami.
"Mengapa dia lama sekali?" kataku.
Jake mengangkat bahu,"Entahlah... Yang jelas kita akan sangat berhati-hati kali ini. Aku tidak ingin pengalaman kita ketika menangani David terulang lagi."
Marco mendesah, "Konyol banget kita waktu itu. Memberikan kemampuan morf pada seseorang sebelum kita mengetahui watak dan sifatnya."
Kata Cassie ,"Tapi jangan lupa. Kali ini berbeda. Dia sudah lebih dahulu mempunyai kemampuan morf. Aku setengahnya berpikir, barangkali kita bisa membujuknya untuk bergabung dengan Animorphs. Kalau aku lihat sih, dia baik kok."
Aku menengadah ke atas
"Tobias... Dimana dia sekarang? Kau lihat dia waktu demorf?"
<Tidak jelas Rachel. Kelihatannya dia mengambil lokasi yang agak jauh. Dan pandanganku agak terhalang dengan derasnya hujan ini. Nah, itu tampaknya dia akan segera kesini.>
Kalau kalian belum tahu, sejak terperangkap dalam bentuknya yang sekarang, Tobias adalah mata-mata Animorphs. Dengan pandangannya yang mampu melihat tajam sebuah objek pada jarak yang cukup jauh, Tobias adalah pasukan mata-mata udara yang dapat diandalkan. Hanya saja, cuaca buruk kali ini menghalangi pandangannya. Sebenarnya aku sangat penasaran dengan cewek asing yang punya kemampuan morf ini.
Dan benar juga seperti apa yang dikatakan Tobias. Seorang gadis tampak berlari menerobos derasnya hujan menuju ke arah kami. Sesampainya di gudang Cassie, dia berusaha mengeringkan rambutnya yang basah sambil matanya memandang ke arah kami semua.
Aku melihat, gadis ini seumuran dengan kami. Wajahnya cantik. Bahkan aku harus mengakui, mungkin dia lebih cantik dariku. Tubuhnya juga langsing dan tinggi, hampir sama denganku. Rambutnya yang hitam tampak dikepang ke belakang. Dia mengenakan T Shirt warna putih yang tampak basah kuyup dan celana jeans yang agak kusam.
"Astaga... Aku mungkin bermimpi, kok aku bisa bertemu dengan cewek secantik ini?" komentar Marco.
Gadis itu melambaikan tangannya dengan canggung
"Hei guys..."
"Hallo... " kata Jake. "Siapa namamu?"
"Namaku... Kate."
Cassie menggamit pundak Jake lalu berkata ,"Mungkin sebaiknya kita masuk ke dalam rumah. Kelihatannya hujan masih akan terus turun."
Kemudian kami berjalan beriring-iringan masuk ke rumah Cassie. Aku menyuruh Tobias dan Ax untuk morf agar bisa bergabung bersama kami semua.
===
Tidak ada komentar:
Posting Komentar